Apa Makna Perjanjian Lama Dan Baru Bagi Umat Kristian Katolik?

By Jovie J - 7/17/2021



PERJANJIAN LAMA

Dalam Perjanjian Lama, Allah menyatakan Diri-Nya sebagai pencipta dan pemelihara dunia serta sebagai pemimpin dan pembimbing manusia ciptaan-Nya. Kitab-kitab Perjanjian Lama juga merupakan Sabda Allah dan Kitab Suci. Tanpa Perjanjian Lama, kita tidak dapat memahami Yesus.

Dalam Perjanjian Lama, sejarah besar akan pembelajaran iman dimulai. Sejarah itu pada gilirannya mengambil arah yang pasti dalam Perjanjian Baru dan tiba pada tujuannya dengan berakhirnya zaman dan kedatangan Kristus untuk kedua kalinya. Perjanjian Lama bukan sekadar pengantar bagi Perjanjian Baru. Perintah-perintah dan nubuat-nubuat bagi umat Perjanjian Lama dan janji-janji Perjanjian Lama bagi seluruh umat manusia tidak pernah dicabut. Dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, kita menemukan harta yang tak tergantikan, iaitu doa-doa dan kebijaksanaan khususnya Mazmur yang kemudian dijadikan bagian dari doa harian Gereja.


PERJANJIAN BARU

Dalam Perjanjian Baru, Wahyu Allah terpenuhi. Keempat Injil: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes merupakan inti dari Kitab Suci, serta menjadi harta paling berharga bagi Gereja. Di dalamnya, Putra Allah menunjukkan Diri-Nya dan menjumpai kita. Dalam Kisah Para Rasul, kita belajar mengenai permulaan Gereja dan karya Roh Kudus. Dalam surat-surat yang ditulis oleh para rasul, semua segi kehidupan manusia ditempatkan dalam terang Kristus. Dalam kitab Wahyu, kita melihat akhir zaman.

Yesus adalah satu-satunya yang ingin disampaikan Allah. Keseluruhan Perjanjian Lama mempersiapka PENJELMAAN Putra Allah. Semua janji Allah mendapatkan pemenuhannya dalam diri Yesus. Menjadi seorang Kristen berarti mempersatukan diri secara lebih dalam lagi dengan hidup Kristus. Untuk melakukan hal itu, orang harus membaca dan menghayati Kitab Suci. Madeleine Delbrel berkata: "Melalui sabda-Nya, Allah memberitahu kita siapa Diri-Nya dan apa yang Dia kehendaki; Dia mengatakan hal ini dengan tegas dan menyatakannya setiap hari. Ketika memegang Kitab Suci di tangan, kita harus merenungkan bahawa di dalam Kitab Suci ini tinggal Sang Sabda yang ingin menjadi daging dalam kita dan berhasrat memeluk kita, sehingga kita dapat mulai hidup secara baru di sebuah tempat yang baru, pada masa yang baru, dan dalam suasana baru." 





Sumber : Buku "YOUCAT; Katekismus Populer" mukasurat 24-25

  • Share:

You Might Also Like

0 comments

Terima kasih kerana sudi baca. Sila tinggalkan komen ya ^^